Bandar Lampung – wartaonelampung.com, Pemprov Lampung dan Pemkot Bandarlampung akhirnya turun melakulan pendekatan dan pendampingan kepada siswi yang sempat depresi diduga akibat jadi korban perundungan oleh teman sekelasnya di SMAN 9 Bandarlampung.
Mereka yang menemui siswi dan keluarganya itu adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung Maryamah, Camat, Lurah, dan dua wakil Disdikbud Lampung.
Dinas PPPA bahkan membawa seorang konseling (psikolog) buat mempelajari dan mendampingi sang siswi kelas XII-8 SMAN 9 Segala Mider, Tanjungkarang Barat ke rumahnya di Sukamenanti Baru, Kedaton, Selasa (16/9/2025).
Hasilnya, sang anak tak ada masalah, cuma memang mengalami traumatik akibat diduga dibullying teman kelasnya sehingga jadi pendiam bahkan sempat histris ngamuk di kamarnya tak mau sekolah.
Sudah dua minggu sang siswi tak sekolah karena diduga tertekan jiwanya akibat dibilang hama sebagai orang miskin. Dia juga dibullying tak dapat jatah makanan MBG serta dibilang hamil. Kelompok belajar, sang siswi juga tak diajak kawan-kawannya.
Menurut para tetangganya, sebelumnya, sang siswi dikenal sosok yang ceria. “insya Alloh, sang siswa akan kami dampingin masuk kelas baru besok,” kata Maryamah kepada Helo Indonesia.
Tim dari Pemkot Bandarlampung dan Pemprov Lampung bersyukur berhasil meyakinkan sang pelajar masuk kembali untuk menyelesaikan pendidikan SMA yang tinggal akhir ini. Dia setuju pindah kelas.
BANTAH
Sehari sebelumnya, Kepsek SMAN 9 Kota Bandarlampung Dra Hj Hayati Nufus, MPd membantah terjadinya bullying (perundungan) terhadap seorang siswi kelas XII-8 oleh rekan kelasnya. Pihak sekolah juga menjelaskan secara tertulis kronologis upayanya.
Menurut Surat Klarifikasi No. 4213/2224/V.01/SMAN9/2025 tertanggal 15/9/2025 yang diperoleh Helo Indonesia, Senin sore (15/9/2025), hasil investigasi internal sekolah kepada teman sekelasnya tak ditemukan terjadinya perkusi secara verbal maupun nonverbal.
“Keterangan dari seorang siswa yang diduga pelaku dan teman-teman sekelasnya, tidak ditemukan adanya perkusi atau tindakan bullying baik verbal main nonverbal,” tulisnya.
Pelaku yang diduga mem-bullying dan kawan-kawan sekelasnya menyatakan secara terbuka bahwa mereka tak pernah melakukan tindakan sebagaimana yang diberitakan dan bersedia memberikan keterangan lebih lanjut.
Hayati Nufus juga mengatakan tak benar ada isu kehamilan. “Informasi tersebut sama sekali tidak bersumber dari sekolah maupun siswa yang disebutkan dalam pemberitaan,” katanya. (Red)